Sebagai salah satu Negara tujuan wisata dunia, Indonesia memiliki berbagai potensi wisata yang bisa dikembangkan menjadi daya tarik wisata. Hal itu tidak mengherankan karena wilayah Indonesia yang membentang dari Sabang sampai Merauke memiliki keanekaragaman budaya dan kekayaan alam yang melimpah. Oleh karena itu sudah sewajarnya banyak wisatawan yang tertarik untuk berkunjung ke Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari rata–rata jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia yang mencapai 4 juta wisatawan setiap tahunnya (Sumber :Departemen Kebudayaan dan Pariwisataan, 2006).Namun jika dibandingkan dengan rata-rata jumlah wisatawan dunia yang mencapai angka diatas 600 (Sumber :WTO,2006) juta orang setiap tahunnya, Indonesia belum bisa secara maksimal memanfaatkan potensi wisata yang dimiliki untuk menarik minat kunjungan wisatawan.
Kalau kita melihat lebih jauh lagi pengembangan kepariwisataan Negara-negara di Eropa, Amerika, Australia mapun Negara Timur (Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Hongkong) mereka sudah mengembangkan bentuk baru dalam dunia pariwisata. Mereka mengatakan bahwa pariwisata itu tidak cuman sun, sand, sea and sex. Pariwisata tidak lagi hanya panorama nan indah, budaya yang eksotik, rekreasi yang menyenangkan, petualangan yang mendebarkan, melainkan lebih daripada itu. Mereka sudah bisa mengembangkan jenis wisata baru yang memadukan jenis-jenis wisata yang sudah ada sebelumnya (wisata alam dan budaya) dengan sebuah kegiatan yang bisa menghasilkan devisa lebih banyak lagi. Salah satunya adalah wisata konvensi.
Wisata konvensi adalah suatu bentuk wisata yang menggabungkan kegiatan bisnis dengan wisata. Menurut Kamus Webster’s New Collegiate Dictionary merumuskan istilah Convention (Konvensi), “An assembly, often periodical, of members or delegates, as of a political, social, professional or religious group”. (Pendit,1999:23).
Sedangkan menurut keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No. KM 108/HM.703/MPPT-91merumuskan : Kongres, konferensi atau konvensi merupakan suatu kegiatan berupa pertemuan sekelompok orang (negarawan, usahawan, cendekiawan, dan sebagainya)untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama.
Dalam sebuah penyelenggaraan konvensi yang dilakukan tidak hanya kegiatan pertemuan saja, namun juga dilakukan kegiatan-kegiatan lain seperti perjalanan wisata, belanja ataupun kegiatan-kegiatan lainnya. Untuk itu dalam sebuah penyelenggaraan konvensi tidak hanya dibutuhkan tempat beserta fasilitas konvensi saja, namun juga dibutuhkan sarana transportasi untuktraveling, sarana hiburan, olahraga, pusat perbelanjaan, sarana akomodasi, dan sarana prasarana pendukung lainnya. Melihat sarana prasarana yang diperlukan dalam satu kali kegiatan konvensi cukup banyak, sudah tentu akan melibatkan tenaga kerja yang jumlahnya banyak didalam pelaksanaanya. Oleh karena itu maka dikatakan bahwa konvensi merupakan suatu bisnis besar (big business).
Siapakah penyelenggara Wisata Konvensi ini? Terselenggarannya suatu wisata konvensi ditentukan oleh tersedianya PCO (Professional Convention Organizer). Untuk menjadi seorang PCO (Professional Convention Organizer) diperlukan pengalaman, keterampilan dibidang bisnis akomodasi, transportasi, kesekretariatan, pramuwisata, perancang dan pengatur wisata, public relation, MC, dan keterampilan diberbagai bidang yang menyangkut penyelenggaraan sebuah konvensi.
Selain diperlukannya penyelenggara dari kegiatan konvensi ini, dalam penyelenggaraan sebuah konvensi juga diperlukan adanya organisasi-organisasi yang bergerak dibidang jasa konvensi ini. ITB Berlin, ICCA (International Congress & Convention Association), European Incentive & Business Travel &Meeting Exhibition (EIBTM)merupakan beberapa organisasi penyelenggara konvensi yang biasa menyiapkan dan menyelenggarakan konvensi yang berskala besar dengan jumlah delegasi mencapai ribuan orang. Organisasi penyelenggara Konvensi ini nantinya membawahi PCO (Professional Convention Organizer).
Melihat wisata konvensi ini merupakan sebuah bisnis yang besar (big business), sudah seharusnya kepariwisataan Indonesia lebih meningkatkan pengelolaan jenis wisata ini. Menurut Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, kegiatan wisata konvensi di Indonesia masih kurang. Tahun lalu Indonesia hanya bisa menyelenggarakan 200 event konvensi, jika dibandingkan dengan Singapura yang menyelenggarakan 1000 event konvensi ditahun yang sama kita masih kalah jauh. Padahal sebagai suatu negaran tujuan wisata dunia, fasilitas konvensi di Indonesia tidak kalah dibandingkan negara-negara lain. Menurut Jero Wacik, berbagai fasilitas wisata konvesi di Jakarta, Bali, Yogyakarta, Surabaya siap menampung tamu lebih dari seribu orang, sementara untuk jumlah 300-an orang dapat disebar ke berbagai daerah seperti Sumatra Barat, Nusa Tenggara Barat, Makassar, Manado dan kota-kota lainnya yang memiliki jaringan hotel internasional.(sumber: Bisnis Indonesia).
Melihat potensi yang dimiliki, sudah seharusnya Indonesia bisa menjadi primadona bagi tempat penyelenggaraan konvensi. Wisata konvensi akan memberikan dampak tidak hanya bagi pertumbuhan ekonomi, melainkan juga berdampak pada pembangunan di Indonesia. Namun untuk menyelengarakan sebuah kegiatan konvensi bukanlah semudah membalikan telapak tangan. Indonesia harus mulai berbenah diri dengan jalan menyiapkan dan meningkatkan segala fasilitas penunjang kegiatan konvensi. Tidak hanya itu saja, pengetahuan masyarakat mengenai penyelenggaraan kegiatan konvensi juga harus ditingkatkan.
Related Post
ayo bergabung dengan bolavita khusus new member lgsg di berikan 10%
BalasHapustanpa ribet dan masih banyak bonus2 lain nya
semua di berikan tanpa ribet pelayanan terbaik 24 jam
depo wd secepat kilat ^^ sabung ayam filipin
info lbh lanjut :
WA: +628122222995
Ayo ikuti Turnamaen Bacarat Bolavita dengan total hadiah 149 juta
BalasHapusHanya tinggal depo dan bermain saya tanpa ribet
Hadiah akan di bagikan kepada 20 member
Silahkan buktikan sendri dan menangkan hadiah nya
info lebih lanjut :
WA: +628122222995