Kamis, 05 Mei 2016

Danau Kelimutu Pesona Kawah Tiga Warna

Danau Kawah Tiga Warna

Gunung kelimutu adalah sebuah gunung yang menyimpan misteri sekaligus pesonanya. Gunung tersebut terletak di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Puncaknya berketinggian 1.690 m dari atas permukaan laut, gunung itu memiliki keunikan karena ada tiga buah danau kawah berbeda warna.

Danau ini dikenal dengan nama Danau Tiga Warna karena memiliki tiga warna yang berbeda, yaitu merah, biru, dan putih. Walaupun begitu, warna-warna tersebut selalu berubah-ubah seiring perjalanan waktu. Tak kurang sudah 12 kali perubahan warna terjadi dalam waktu 25 tahun terakhir ini.

Danau pertama dan kedua letaknya sangat berdekatan, sedangkan danau ketiga terletak menyendiri sekitar 1,5 km di bagian barat. Perubahan warna ini diduga akibat adanya pembiasan cahaya matahari, adanya mikro biota air, terjadinya zat kimiawi terlarut, dan akibat pantulan warna dinding dan dasar danau.

Kelimutu merupakan gabungan kata dari "keli" yang berarti gunung dan kata "mutu" yang berarti mendidih. Menurut kepercayaan penduduk setempat, warna-warna pada danau Kelimutu memiliki arti masing-masing dan memiliki kekuatan alam yang sangat dahsyat. Danau atau Tiwu Kelimutu dibagi atas tiga bagian yang sesuai dengan warna - warna yang ada di dalam danau.

Danau berwarna biru atau "Tiwu Nuwa Muri Koo Fai" merupakan tempat berkumpulnya jiwa muda-mudi yang telah meninggal. Danau yang berwarna merah atau "Tiwu Ata Polo" merupakan tempat berkumpulnya jiwa orang-orang yang telah meninggal dan selama ia hidup selalu melakukan kejahatan/tenung. Sedangkan danau berwarna putih atau "Tiwu Ata Mbupu" merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal.

Luas ketiga danau itu sekitar 1.051.000 meter persegi dengan volume air 1.292 juta meter kubik. Batas antar danau adalah dinding batu sempit yang mudah longsor. Dinding ini sangat terjal dengan sudut kemiringan 70 derajat. Ketinggian dinding danau berkisar antara 50 sampai 150 meter.

Awal mulanya daerah ini diketemukan oleh Van Such Telen, warga negara Belanda, tahun 1915. Keindahannya dikenal luas setelah Y. Bouman melukiskan dalam tulisannya tahun 1929. Sejak saat itu wisatawan asing mulai datang menikmati danau yang dikenal angker bagi masyarakat setempat.

Mereka yang datang bukan hanya pencinta keindahan, tetapi juga peneliti yang ingin tahu kejadian alam yang amat langka itu. Bagi penggemar hiking dan menyukai keindahan alam di desa pegunungan tropis, berwisata ke tempat ini merupakan pilihan terbaik. Kawasan Kelimutu telah ditetapkan menjadi Kawasan Konservasi Alam Nasional sejak 26 Februari 1992.

Untuk mencapai Gunung Kelimutu yang pernah meletus di tahun 1886 ini, butuh “perjuangan” tersendiri. Dari Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Propinsi Nusa Tenggara Timur, butuh waktu sekitar 3 jam dengan mobil sewaan dengan kondisi jalan yang tidak terlalu bagus, berkelak-kelok, melintasi jurang dan tebing. Kita akan menemui kampung terdekat dengan kawah gunung Kelimutu yang bernama Kampung Moni.

Kampung ini terletak di Desa Koanara, Kecamatan Wolowaru, Kabupaten Ende yang berjarak 13 kilometer dari Danau Kelimutu. Dari Moni hanya dibutuhkan waktu sekitar 45 menit untuk mencapai bibir Danau Kelimutu.

Selain dari Maumere, Kelimutu juga dapat dicapai dari Ende menggunakan bus antarkota ataupun kendaraan sewaan, dengan harga dan waktu perjalanan yang relatif tidak jauh berbeda. Dari ibukota Propinsi NTT, yakni Kupang, pengunjung dapat menggunakan pesawat menuju kota Ende, di Pulau Flores, dengan waktu tempuh mencapai 40 menit. Kelimutu terletak sekitar 66 kilometer dari Kota Ende dan 83 kilometer dari Kota Maumere.

Di kampung Moni banyak dijajakan kain tenun Lio yang menjadi salah satu produk khas lokal disana dan dijual oleh penduduk setempat kepada para wisatawan. Di Kampung Moni pula terdapat penginapan yang bisa dipakai oleh wisatawan untuk menginap atau beristirahat.

Terdapat sekitar 20 homestay yang dikelola penduduk dengan tarif Rp 25.000- Rp 50.000 per malam (USD 2,8-5,5) sedangkan cottage milik pemerintah bertarif Rp 75.000-Rp 85.000. per malam (USD 8,3-9,3). Edelweis, Pinus dan Cemara adalah sejumlah tumbuhan yang dapat kita temui saat memasuki kawasan Kelimutu.

Dijamin terbawa mimpi bila tidak menilahat dan menikamati sendiri pesona keeksoisan danau kawah tiga warna ini.

The charm of Crater Lake Three Colors

Kelimutu Mountain is a mountain of mystery at once charm. The mountain is located in the village Pemo, District Flores, Ende, Flores, East Nusa Tenggara (NTT). The peak altitude of 1,690 m above sea level, the mountain is unique because there are three differently colored crater lakes.

The lake is known as the Lake Three Colors because it has three different colors, namely red, blue, and white. However, the colors are always changing over time. No less than 12 times the color change had occurred within the last 25 years.

First and second lake located very close together, while the third lake is located about 1.5 km in the west. This color change is suspected due to the refraction of sunlight, the micro biota of water, the dissolved chemical substances, and due to the reflection color of the walls and bottom of the lake.

Flores is a combination word of "keli" meaning mountain and the word "quality" which means to boil. According to local belief, the colors on the lake Flores has the meaning of each and has a very powerful natural force. Lake or Tiwu Flores is divided into three sections corresponding to the color - the color that is in the lake.

Blue lake or "Tiwu Nuwa Muri Koo Fai" is a gathering place for the soul of young people who have died. Lake of the red or "Tiwu Ata Polo" is a gathering place for the souls of those who had died and as long as he lived always do evil / magick. While the lake is white or "Tiwu Mbupu Ata" is a gathering place for the souls of parents who have died.

The third area of ​​the lake of about 1,051,000 square meters with a volume of 1292 million cubic meters. Boundary between the lake was a narrow stone walls prone to landslides. This wall is very steep with 70-degree angle. Lake wall height ranges from 50 to 150 meters.

Beginning of this area discovered by Van Such Telen, a Dutch citizen, in 1915. Its beauty is widely known after Y. Bouman describes in his writings in 1929. Since then the foreign tourists started coming to enjoy the lake known as the armature for the local community.

Those who come not only lovers of beauty, but also researchers who want to know a natural occurrence that is very rare. For fans of hiking and loved the natural beauty of the tropical mountain village, traveled to this place is the best option. Region Flores has established a National Natural Conservation Area since February 26, 1992.

To achieve Kelimutu which had erupted in the 1886's, it took the "struggle" of its own. From the city of Maumere, Sikka regency, East Nusa Tenggara Province, it took about 3 hours with the rental car to the road conditions were not too good, twisting, crossing ravines and cliffs. We will see the nearest village to Kelimutu crater named village of Moni.

The village is located in the village Koanara, District Wolowaru, Ende within 13 kilometers of Lake Flores. From Moni only takes about 45 minutes to reach the mouth of Lake Flores.

Apart from Maumere, Flores also be reached from Ende using intercity bus or rental vehicle, with the price and travel time is relatively not much different. From the provincial capital of NTT, namely Kupang, visitors can use the plane to the town of Ende, Flores island, with a travel time up to 40 minutes. Flores is located approximately 66 kilometers from the town of Ende and 83 kilometers from the town of Maumere.

In the village of Moni being sold Lio woven fabric which became one of the typical local products there and sold by locals to tourists. In the village of Moni also are specialty that can be used by travelers to stay or rest.

There are approximately 20-run homestay population rate Rp 25.000- Rp 50,000 per night (USD 2.8 to 5.5), while the government-owned cottage fare of Rp 75,000-Rp 85,000. per night (USD 8.3 to 9.3). Edelweiss, Pine and Fir are a number of plants that can be encountered when entering the area of ​​Flores.

10 Most Beautiful National Parks in Indonesia Taman Nasional

Taman Nasional Terindah Di Indonesia

1. Taman Nasional Pulau Komodo
Taman Nasional Komodo (TN. Komodo) merupakan kawasan yang terdiri dari beberapa pulau dengan perairan lautnya. Pulau-pulau tersebut merupakan habitat satwa komodo (Varanus komodoensis) yaitu reptil purba yang tersisa di bumi. Kondisi alamnya unik, terdapat padang savana yang luas dengan pohon lontarnya
2. Taman Nasional Bromo-Semeru
Taman Nasional Bromo-Semeru merupakan satu-satunya kawasan konservasi di Indonesia yang memiliki keunikan berupa laut pasir seluas 5.250 hektar, yang berada pada ketinggian 2392 m dari permukaan laut. Apabila Anda berwisata ke Jawa Timur, sangat disayangkan jika tidak mengunjungi Kawasan Wisata Alam Taman Nasional Bromo " Semeru. Apalagi ditambah dengan kondisi udara yang masih segar, dingin dan alam pegunungan yang menawan.
3. Taman Nasional Gunung Rinjani
Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani merupakan salah satu bagian dari hutan tropis yang terdapat di wilayah Nusa Tenggara Barat yang terdiri dari berbagai tipe ekosistem dan vegetasi. Potensi kawasan dapat dijadikan sumber plasma nutfah dan keindahan alam, yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, penelitian dan wisata alam.
4. Taman Nasional Raja Ampat
Kepulauan Raja Ampat yang terletak di bagian barat-laut Propinsi Papua memiliki luas areal daratan dan laut sekitar 9,8 juta acre. Melihat posisinya di kawasan segitiga terumbu karang, yang tepat pada pusat keragaman terumbu karang dunia, maka laut di Kepulauan Raja Ampat diindikasikan sebagai kawasan yang paling kaya keragaman hayatinya di dunia
5. Taman Nasional Lorentz
Taman Nasional Lorentz merupakan perwakilan dari ekosistem terlengkap untuk keanekaragaman hayati di Asia Tenggara dan Pasifik. Kawasan ini juga merupakan salah satu diantara tiga kawasan di dunia yang mempunyai gletser di daerah tropis. Membentang dari puncak gunung yang diselimuti salju (5.030 meter dpl), hingga membujur ke perairan pesisir pantai dengan hutan bakau dan batas tepi perairan Laut Arafura.
6. Taman Nasional Kelimutu
Taman Nasional Kelimutu terletak di Flores, Indonesia. Taman nasional ini terdiri dari bukit-bukit dan gunung-gunung dengan Gunung Kelibara (1.731 m) sebagai puncak tertinggi. Gunung Kelimutu, terdapat danau Danau tiga warna yang juga merupakan tempat dari Taman Nasional Kelimutu.
7. Taman Laut Nasional Bunaken
Taman Nasional Bunaken merupakan perwakilan ekosistem perairan tropis Indonesia yang terdiri dari ekosistem hutan bakau, padang lamun, terumbu karang, dan ekosistem daratan/pesisir.
8. Taman Nasional Kerinci Seblat
Taman Nasional Kerinci Seblat adalah taman nasional terbesar di Sumatra, Indonesia yang memiliki luas wilayah sebesar 13,750 km² dan membentang ke empat provinsi yaitu Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu dan Sumatera Selatan. Taman nasional ini juga memiliki beragam flora dan fauna. Sekitar 4.000 spesies tumbuhan tumbuh di wilayah taman nasional termasuk bunga terbesar di dunia Rafflesia arnoldi, dan bunga tertinggi di dunia, Titan Arum.
9. Taman Nasional Ujung Kulon
Taman Nasional Ujung Kulon terletak di bagian paling barat Pulau Jawa, Indonesia. Kawasan Taman nasional ini juga memasukan wilayah Krakatau dan beberapa pulau kecil disekitarnya seperti Pulau Handeuleum dan Pulau Peucang. Taman Nasional ini menjadi Taman Nasional pertama yang diresmikan di Indonesia, dan juga sudah diresmikan sebagai salah satu Warisan Dunia yang dilindungi oleh UNESCO pada tahun 1992, karena wilayahnya mencakupi hutan lindung yang sangat luas
10. Taman Nasional Baluran
Afrikanya Indonesia, Taman Nasional Baluran merupakan perwakilan ekosistem hutan yang spesifik kering di Pulau Jawa, terdiri dari tipe vegetasi savana, hutan mangrove, hutan musim, hutan pantai, hutan pegunungan bawah, hutan rawa dan hutan yang selalu hijau sepanjang tahun. Sekitar 40 persen tipe vegetasi savana mendominasi kawasan Taman Nasional Baluran


10 Most Beautiful National Parks in Indonesia

1. Komodo Island National Park
Komodo National Park (TN. Komodo) is an area consisting of several islands with sea water. The islands are the habitat of the Komodo dragon (Varanus komodoensis) is an ancient reptile was left on earth. Unique natural conditions, there is a vast savanna with trees lontarnya

2. Bromo-Semeru National Park
Bromo-Semeru National Park is the only conservation area in Indonesia which has a unique form of sand sea covering an area of ​​5,250 hectares, which is at an altitude of 2392 m above sea level. If you traveled to East Java, very unfortunate if not visit the Nature Park Region Bromo "Semeru. Moreover, coupled with the air condition is still fresh, chilled and natural charming mountain.

3. Mount Rinjani National Park
Mount Rinjani National Park region is one part of the tropical forest located in Nusa Tenggara Barat consisting of various types of ecosystems and vegetation. The potential of the region can be a source of germplasm and natural beauty, which can be utilized for the development of science, education, research and nature.

4. Raja Ampat National Park
Raja Ampat Islands are situated in the northwestern province of Papua has extensive land and sea approximately 9.8 million acres. Viewed position in the Coral Triangle, which is right in the center of the world's coral reef biodiversity, the Raja Ampat Islands sea in the area indicated as the richest biodiversity in the world

5. Lorentz National Park
Lorentz National Park is representative of the most complete ecosystem for biodiversity in South-East Asia and the Pacific. This area is also one of the three regions in the world that has a glacier in the tropics. Stretching from snow-capped mountain peak (5,030 meters above sea level), to stretch out to the coastal waters with mangrove forests and borders the Arafura Sea waters.

6. National Park Flores
National Park Flores is located in Flores, Indonesia. The national park is made up of hills and mountains, with Mount Kelibara (1,731 m) as its highest peak. Kelimutu, there are three colors lake lakes which also houses the National Park Flores.

7. Bunaken National Marine Park
Kruger National Park is representative of Indonesian tropical water ecosystems consist of mangrove ecosystems, seagrass beds, coral reefs, and land / coastal ecosystems.

8. The Kerinci Seblat National Park
Kerinci Seblat National Park is the largest national park in Sumatra, Indonesia which has an area of ​​13,750 sq km and stretches into four provinces of West Sumatra, Jambi, Bengkulu and South Sumatra. This national park also has a variety of flora and fauna. Approximately 4,000 plant species growing in the territory of national parks including the world's largest flower Rafflesia Arnoldi, and the highest rate in the world, the Titan Arum.

9. Ujung Kulon National Park
Ujung Kulon National Park is located in the most western part of Java Island, Indonesia. This national park area also includes the area of ​​Krakatau and some neighboring small islands such as Pulau Handeuleum and Peucang. National Park became the first national park was established in Indonesia, and has also been unveiled as one of the World Heritage protected by UNESCO in 1992, because the area of ​​protected forests cover a very broad

10. Baluran National Park
His African Indonesia, Baluran National Park is representative of specific dry forest ecosystem in Java, consisting of savanna vegetation types, mangrove forest, monsoon forest, coastal forest, lower montane forests, swamp forest and evergreen forests throughout the year. About 40 percent of savanna vegetation types dominate Baluran National Park

Rabu, 04 Mei 2016

Komodo Island Nusa Tenggara Timur


Pulau Komodo adalah sebuah pulau yang terletak di Kepulauan Nusa Tenggara. Pulau Komodo dikenal sebagai habitat asli hewan komodo. Pulau ini juga merupakan kawasan Taman Nasional Komodo yang dikelola oleh Pemerintah Pusat. Pulau Komodo berada di sebelah barat Pulau Sumbawa, yang dipisahkan oleh Selat Sape.

Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Pulau Komodo merupakan ujung paling barat Provinsi Nusa Tenggara Timur, berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Di Pulau Komodo, hewan komodo hidup dan berkembang biak dengan baik. Hingga Agustus 2009, di pulau ini terdapat sekitar 1300 ekor komodo. Ditambah dengan pulau lain, seperti Pulau Rinca dan dan Pulau Gili Motang, jumlah mereka keseluruhan mencapai sekitar 2500 ekor. Ada pula sekitar 100 ekor komodo di Cagar Alam Wae Wuul di daratan Pulau Flores tapi tidak termasuk wilayah Taman Nasional Komodo.

Selain komodo, pulau ini juga menyimpan eksotisme flora yang beragam kayu sepang yang oleh warga sekitar digunakan sebagi obat dan bahan pewarna pakaian, pohon nitak ini atau sterculia oblongata di yakini berguna sebagai obat dan bijinya gurih dan enak seperti kacang polong.

Sejarah

Pada tahun 1910 Belanda menamai pulau di sisi selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur ini dengan julukan Pulau Komodo. Cerita ini berawal dari Letnan Steyn va Hens Broek yang mencoba membuktikan laporan pasukan Belanda tentang adanya hewan naga menyerupai monster di pulau tersebut. Steyn lantas membunuh salah satu komodo tersebut dan membawa dokumentasinya ke Museum and Botanical Garden di Bogor untuk diteliti.



Komodo Island is an island located in the Nusa Tenggara Islands. Komodo Island is known as a habitat for native animals dragons. The island is also the Komodo National Park which is managed by the Central Government. Komodo Island is located to the west of the island of Sumbawa, which are separated by the Sape Strait.

Administratively, this island including the District of Komodo, West Manggarai regency, East Nusa Tenggara Province, Indonesia. Komodo Island is the westernmost tip of Nusa Tenggara Timur province, bordering the province of West Nusa Tenggara.

On the island of Komodo dragons animals live and breed well. Until August 2009, on this island there are about 1,300 dragons. Coupled with the other islands, like the island of Rinca and Gili Island Motang, their numbers totaled about 2500 tails. There are also about 100 individuals dragons in Wae Wuul Nature Reserve on the mainland island of Flores but not including the Komodo National Park.

In addition to the Komodo dragon, the island also store the variety of exotic flora Sepang wood by local people used as medicine and dye clothing, tree nitak or sterculia oblongata in believe are useful as medicines and seeds are tasty and delicious like peas.

History

In 1910 the Dutch named the island on the south side of East Nusa Tenggara Province is the nickname of Komodo Island. This story begins with Lieutenant Steyn va Hens Broek who tries to prove statements about the presence of Dutch troops dragon looking like a monster on the island. Steyn then killed one of these dragons and bring documentation to the Museum and Botanical Garden in Bogor to be investigated.