Senin, 16 November 2015

Danau Toba

Danau Toba yang terletak di Sumatera Utara ini merupakan salah satu danau vulkanik terindah yang dimiliki Indonesia. Dengan luas yang mencapai 1.145 kilometer persegi, Danau Toba tampak seperti sebuah lautan yang berada di ketinggian 900 meter di atas permukaan laut. Selain disebut sebagai danau terluas di Asia Tenggara, danau yang memiliki kedalaman 450 meter ini juga menjadi danau terdalam di dunia.

Di tengah Danau Toba, terdapat sebuah pulau yang bernama Pulau Samosir. Pulau Samosir memiliki dua danau kecil yaitu Danau Aek Natonang dan Danau Sidihoni. Pulau Samosir yang memiliki luas hampir sama dengan luas negara Singapura ini bukanlah pulau kosong, pulau ini menjadi tempat tinggal suku Batak Samosir. Suku Batak yang tinggal d Pulau Samosir masih memegang teguh kepercayaan leluhur. Mereka juga masih menjalankan berbagai ritual yang biasa dilakukan nenek moyang dahulu

Di Pulau Samosir terdapat dua desa yang banyak dikunjungi wisatawan yaitu Tomok dan Tuktuk. Tomok merupakan desa yang memiliki banyak objek wisata menarik seperti Makam Raja Sidabutar, Museum Batak dan pertunjukan tari boneka Sigale-gale yang populer. Berbeda dengan Tomok yang memiliki banyak tempat wisata sejarah, Tuktuk adalah desa di mana terdapat banyak penginapan untuk wisatawan.

Tak hanya Pulau Samosir yang menjadi daya tarik tempat wisata ini, Danau Toba juga dikelilingi oleh hutan pinus dan beberapa air terjun dan juga pemandian air hangat di dalam hutan. Pemandangan di sekeliling danau ini sangat indah dengan udara yang relatif sejuk sehingga Anda akan betah berlama-lama di sini.

Bagi masyarakat Batak yang berada di sekitar lokasi danau ini, Danau Toba bukan hanya tempat wisata alam yang memiliki keindahan luar biasa. Mereka percaya bahwa Danau Toba menjadi tempat bersemayamnya tujuh dewi suku Batak atau yang biasa disebut dengan Namborru. Setiap kali akan melakukan kegiatan di sekitar danau, masyarakat akan berdoa dan meminta izin terlebih dahulu agar acara mendapat berkah dan dapat berjalan dengan lancar.Danau Toba adalah sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer yang terletak di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Danau ini merupakan danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir.Diperkirakan Danau Toba terbentuk saat ledakan sekitar 73.000-75.000 tahun yang lalu dan merupakan letusan supervolcano (gunung berapi super) yang paling baru. Bill Rose dan Craig Chesner dari Michigan Technological University memperkirakan bahwa jumlah total material pada letusan sekitar 2.800 km3 -sekitar 2.000 km3 dari Ignimbrit yang mengalir di atas tanah, dan sekitar 800 km3 yang jatuh sebagai abu terutama ke barat. Aliran piroklastik dari letusan menghancurkan area seluas 20.000 km2, dengan deposito abu setebal 600 m dengan kawah utama.

Kejadian ini menyebabkan kematian massal dan kepunahan pada beberapa spesies makhluk hidup. Menurut beberapa bukti DNA, letusan ini juga menyusutkan jumlah manusia sampai sekitar 60% dari jumlah populasi manusia bumi saat itu, yaitu sekitar 60 juta manusia. Letusan itu juga ikut menyebabkan terjadinya zaman es, walaupun para ahli masih memperdebatkannya. Setelah letusan tersebut, terbentuk kaldera yang kemudian terisi oleh air dan menjadi yang sekarang dikenal sebagai Danau Toba. Tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir.

Danau Toba dengan Pulau Samosir di bagian tengahnya.
Tim peneliti multidisiplin internasional, yang dipimpin oleh Dr. Michael Petraglia, mengungkapkan dalam suatu konferensi pers di Oxford, Amerika Serikat bahwa telah ditemukan situs arkeologi baru yang cukup spektakuler oleh para ahli geologi di selatan dan utara India. Di situs itu terungkap bagaimana orang bertahan hidup, sebelum dan sesudah letusan gunung berapi (supervolcano) Toba pada 74.000 tahun yang lalu, dan bukti tentang adanya kehidupan di bawah timbunan abu Gunung Toba. Padahal sumber letusan berjarak 3.000 mil, dari sebaran abunya.

Selama tujuh tahun, para ahli dari universitas Oxford tersebut meneliti proyek ekosistem di India, untuk mencari bukti adanya kehidupan dan peralatan hidup yang mereka tinggalkan di padang yang gundul. Daerah dengan luas ribuan hektare ini ternyata hanya sabana (padang rumput). Sementara tulang belulang hewan berserakan. Tim menyimpulkan, daerah yang cukup luas ini ternyata ditutupi debu dari letusan gunung berapi purba.

Penyebaran debu gunung berapi itu sangat luas, ditemukan hampir di seluruh dunia. Berasal dari sebuah erupsi supervolcano purba, yaitu Gunung Toba. Dugaan mengarah ke Gunung Toba, karena ditemukan bukti bentuk molekul debu vulkanik yang sama di 2100 titik. Sejak kaldera kawah yang kini jadi danau Toba di Indonesia, hingga 3000 mil, dari sumber letusan. Bahkan yang cukup mengejutkan, ternyata penyebaran debu itu sampai terekam hingga Kutub Utara. Hal ini mengingatkan para ahli, betapa dahsyatnya letusan super gunung berapi Toba kala itu.

Beautiful Flowers in The Garden with relaxing music


Lily of the Valley

Lily of the Valley
These tiny white flowers grow well in deep shade, emit an enchanting fragrance in late spring and early summer, and brighten up dark corners.

Alpine Forget-Me-Not

Alpine Forget-Me-Not
Add clouds of color to your garden with a patch of tiny azure-blue flowers. They thrive in dry shade, conditions that can be particularly difficult.

Jacob's Ladder

Jacob's Ladder
These bell-shaped, purple perennials adapt well to flower gardens and tolerate both shade and sun.

Solomon's Seal

Solomon's Seal
Gracefully arching stems support clusters of tubular white flowers and long, bright green leaves. A perfect plant for a shady border.

Anemone Blanda Blue

Anemone Blanda Blue
Also known as the winter windflower, Anemone Blanda Blue thrives in partial shade. Its purply-blue, daisy-like flowers will add a festive touch to your patch.

Lungwort

Lungwort
These are good groundcover plants for deep shade, with hairy, dark green leaves spotted with white. In early spring, clusters of funnel shaped flowers open pink and then turn

Alpine Forget-Me-Not

Alpine Forget-Me-Not
Add clouds of color to your garden with a patch of tiny azure-blue flowers. They thrive in dry shade, conditions that can be particularly difficult.

Jacob's Ladder

Jacob's Ladder
These bell-shaped, purple perennials adapt well to flower gardens and tolerate both shade and sun.

Solomon's Seal
Solomon's Seal
Gracefully arching stems support clusters of tubular white flowers and long, bright green leaves. A perfect plant for a shady border.

Anemone Blanda Blue

Anemone Blanda Blue
Also known as the winter windflower, Anemone Blanda Blue thrives in partial shade. Its purply-blue, daisy-like flowers will add a festive touch to your patch.

Lungwort

Lungwort
These are good groundcover plants for deep shade, with hairy, dark green leaves spotted with white. In early spring, clusters of funnel shaped flowers open pink and then turn blue.

Viola
Viola
Viola is a huge genus of flowering plants including some 400 to 500 species. Leaves of these species are usually heart-shaped and scalloped-shaped, while the five-petaled flowers come in scores of colors.

Cowslip Primrose

Cowslip Primrose
Who needs sunshine when you have a carpet of yellow or red flowers with crinkled bright-green foliage?

Tuberous Begonias

Tuberous Begonias
These flowers are popular for their variety, coming in red, orange, yellow, white, salmon, or pink blooms. Tuberous begonias blossom throughout the summer, thriving in shady spots where few other plants with long bloom periods and showy flowers can grow.

Sources: Localgardener.netenjoy-your-garden.netplantcare.com

Beautiful Ducks Swimming In A Beautiful Lake with relaxing music sound


These beautiful birds show the surprising diversity of ducks found around the world.

Harlequin duck
The brightly colored harlequin duck has many names including painted duck, sea mouse, rock duck, glacier duck and white-eyed diver. (Photo: Steve Byland/Shutterstock)
Of the 120 species of duck found around the world, there are a handful that really stand out with spectacular plumage, oddly shaped bills or unique calls. We've gathered a selection of 14 species that are way more unusual than your average mallard at the city park pond(though mallards are gorgeous ducks too). We can't stop staring at these species!
Harlequin duck
Though we typically think of ducks as quietly meandering around ponds, there are a few species that live their lives in much rougher waters. The gorgeous sea duck pictured above is one of them. Found along fast-moving streams and rocky coastlines, the males of this species have a complex plumage pattern. The species goes by many names including painted duck, sea mouse, rock duck, glacier duck and white-eyed diver.
King eider
King eiderWith the yellow knob on its beak, the king eider has a very distinctive face. (Photo: AndreAnita/Shutterstock)
There are few duck species with more distinctive faces than the eiders. The prominent yellow knob at the top of male king eiders' beaks is the source of its name, as the knob resembles a crown. The king eider is an arctic species, breeding on the tundra during summer and spending winters at sea, diving as deep as 80 feet to feed on crustaceans, mollusks and other prey.
Long-tailed duck
Long-tailed duckThe long-tailed duck is a deep diver, swimming as far as 200 feet below the surface for food. (Photo: Elliotte Rusty Harold/Shutterstock)
The long-tailed duck has fancy plumage from head to extra-special tail. This species is one of the deepest diving ducks, swimming as far as 200 feet below the surface of the ocean for food. According to the Cornell Lab of Ornithology, the species spends more time underwater than at the surface compared to other diving ducks. "When it is foraging it is submerged three to four times as much as it is on top of the water." The long tail is actually two extra-long central tail feathers.
Mandarin duck
Mandarin duckThe male mandarin duck has impressive, colorful plumage. (Photo: Panu Ruangjan/Shutterstock)
This perching duck species is native to east Asia, though it can now be found in several parts of the world including England, Ireland and California as captive individuals escaped and created wild breeding populations. The wild ducks in Asia, however, face a population decline due to logging and habitat loss. Thankfully for these ducks, despite the males' impressive breeding plumage, they aren't sought after by hunters. According to the BBC, "Mandarins are one of the few duck species which are not hunted for food - apparently they taste really bad!"
Hooded merganser
Hooded merganserThe hooded merganser is known for its striking crest. (Photo: Paul Reeves Photography/Shutterstock)
The extraordinary crest on this little duck is the source of its name. Both males and females have crests that they can raise in display, but only the male has the striking black and white coloring. Males raise their crest and perform a head-bobbing maneuver when trying to impress females during courtship. These small ducks can be found on ponds and in streams diving for fish, insects and invertebrates.
Pink-eared duck
Pink-eared duckWith that burst of pink on its head, it's easy to see how the pink-eared duck got its name. (Photo: Katarina Christenson/Shutterstock)
This unusual duck species is named for the flash of punk-rock pink on the side of its head, but its most distinguishing feature is actually its bill. According to The Guardian, "The large flat square-ended bill evolved for filter-feeding: the bill is fringed with fine lamellae (grooves) that filter microscopic plants and animals that make up most of this species' diet. The pink-eared duck can often be seen with its bill submerged in shallow, warm waters and it often feeds circling head-to-tail in pairs or groups." With such a distinctive look, this Australian species is never mistaken for any other species.
Smew duck
Smew duckThe smew duck is known for its unique black and white coloring. (Photo: Bildagentur Zoonar GmbH/Shutterstock)
The smew is another species of merganser found in Europe and Asia. It is unmistakable in its black and white plumage. The males of this species are snow white with black accents on the wings and chest, black "panda" eye markings, and a streak of black along the crest on the top of the head. They can be found nesting in the taiga of Europe and Asia, taking advantage of crevices in trees, such as woodpecker holes, to raise their young.
Spectacled eider
Spectacled eiderThe spectacled eider is aptly named for its distinctive face. (Photo: Robert L Kothenbeutel/Shutterstock)
Another eider species with an incredibly distinctive face is the spectacled eider — named such for obvious reasons. The pale green patch of feathers on the back of its head and the vividly orange bill of the males help to exaggerate the spectacle-like eye markings even more. These beautiful birds are found in coastal Alaska and Siberia, nesting on the tundra during the summer. The species is not very well known, is not very common and is on the decline. The breeding population in western Alaska, declined by 96 percent from 1970 to 1993.
Surf scoter
Surf scoterThanks to its unusual face, the surf scoter has the unusual nickname 'skunk-headed coot.' (Photo: Steve Byland/Shutterstock)
The surf scoter has a very striking face, one that has earned it the nickname of "skunk-headed coot." Their markings and build make them look a bit like a mix between the harlequin duck and an eider. Surf scoters are found in the coastal waters of the Pacific and Atlantic during summer, where they dine on mollusks, crustaceans, aquatic insects and other small prey.
White-faced whistling duck
White-faced whistling duckThe white-faced whistling duck makes a sound much like a squeaker toy whistle. (Photo: Vladimir Wrangel/Shutterstock)
This beautiful duck species is fascinating not only for its looks but also its call. It is named a whistling duck because the sound it makes is much like a squeaker toy whistle. Have a listen:

Baikal teal
Baikal tealThe Baikal teal is popular with birders because of its gorgeous plumage. (Photo: Daniel Prudek/Shutterstock)
From the iridescent patch of green on the back of the male's head to the pheasant-like feathers decorating its shoulders, this beautiful duck species is one that birders could watch for hours. The Baikal teal easily stands out from other teal species with plumage that is recognizable from a distance. The species is native to eastern Asia, and sometimes though rarely is spotted in Alaska. Though the species took a downturn in the late 20th century due to hunting and habitat loss, it seems to be rebounding with an estimated 1 million individuals as of 2010.
Wood duck
Wood duckThe vibrant wood duck is one of the most colorful water bird species in North America. (Photo: Keneva Photography/Shutterstock)
The wood duck is related to the mandarin duck, and you might see a family resemblance in the wild array of colors and markings and the elaborate crest on the head. This is one of the most colorful water bird species in North America. The species suffered a serious decline and near extinction in the late 19th century due to hunting and the loss of large trees where the ducks nest. Conservation efforts, including ending unregulated hunting, preserving habitat and setting up thousands of nesting boxes, have brought wood ducks back.
Ruddy duck
Ruddy duckThe ruddy duck has a bright blue bill which fades to gray in winter. (Photo: Herman Veenendaal/Shutterstock)
This handsome fellow is a ruddy duck. The species easily stands out from the crowd thanks to a brilliant blue bill. Males have this plumage and bill color during the breeding season when they want to look their best for any interested females. During the winter, their shiny chestnut bodies as well as their blue bill fade to gray.
Northern shoveler
Northern shovlerAlthough it looks like a mallard, the Northern shoveler is different because of its oversized bill. (Photo: Bildagentur Zoonar GmbH/Shutterstock)
While this species markings may look much like a mallard, you can certainly tell it apart by its oversized bill. The Norther shoveler has an elongated, spoon-shaped bill which features 110 comb-like projections along the edges. These help the duck filter out small crustaceans and other invertebrates from the water. Because its bill is so specialized for sifting through muddy marshes, they don't have to compete with other paddling ducks for food for much of the year.

Gunung Bromo

Gunung Bromo (dari bahasa Sanskerta: Brahma, salah seorang Dewa Utama dalam agama Hindu), adalah sebuah gunung berapi aktif di Jawa Timur, Indonesia. Gunung ini memiliki ketinggian 2.329 meter di atas permukaan laut dan berada dalam empat wilayah kabupaten, yakni Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Malang. Gunung Bromo terkenal sebagai obyek wisata utama di Jawa Timur. Sebagai sebuah obyek wisata, Bromo menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif. Gunung Bromo termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi. Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo.

Bagi penduduk sekitar Gunung Bromo, suku Tengger, Gunung Bromo / Gunung Brahma dipercaya sebagai gunung suci. Setahun sekali masyarakat Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada atau Kasodo. Upacara ini bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo dan dilanjutkan ke puncak Bromo. Upacara diadakan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa.

Gunung Bromo adalah salah satu gunung berapi aktif yang ada di Indonesia, tepatnya di Jawa Timur dan meliputi 4 kabupaten yaitu Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang. Sebagai gunung berapi yang masih aktif, Bromo jadi tujuan wisata terkenal di Jawa Timur dan hampir tidak pernah sepi setiap harinya.

Statusnya yang masih aktif membuat Gunung Bromo jadi lebih menarik di mata wisatawan. Ketinggian Gunung Bromo 2.392 meter diatas permukaan laut dan memiliki bentuk tubuh bertautan diantara lembah dan ngarai dengan di kelilingi kaldera atau lautan pasir luas kurang lebih sekitar 5.300 hektar.

Gunung Bromo terkenal sebagai icon wisata probolinggo paling indah dan paling banyak dikunjungi. Kata “Bromo” berasal dari kata “Brahma”  yaitu salah satu Dewa Agama Hindu. Gunung Bromo memang tidak besar seperti gunung api lain di Indonesia tetapi pemandangan Bromo sangat menakjubkan sekali. Keindahan Gunung Bromo yang luar biasa membuat wisatawan kagum.

Dari puncak Penanjakan pada ketinggian 2.780 m, wisatawan bisa melihat matahari terbit di Wisata Bromo. Pemandangan yang indah membuat banyak wisatawan ingin mengabadikan momen berharga ini. Pada waktu matahari terbit terlihat dari puncak penanjakan yang sangat luar biasa para pengunjung bisa melihat latar depan dari Gunung Semeru yang akan mengeluarkan asap terlihat dari kejauhan dan matahari akan bersinar terang naik ke atas langit.

Candi Prambanan

Candi Prambanan atau Candi Loro Jonggrang adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 masehi.Candi Prambanan merupakan candi Hindu terbesar di Indonesia bahkan se Asia Tenggara. Candi ini dikenal juga dengan nama Candi Roro Jongrang yang didirikan sekitar tahun 850 Masehi oleh Wangsa Sanjaya. Oleh UNESCO sejak tahun 1991 silam, candi ini ditetapkan sebagai cagar budaya dunia yang harus dilindungi keberadaanya. Candi Prambanan ini memiliki ketinggian 47 meter atau lebih tinggi 5 meter dari candi Borobudur.

Candi Prambanan disebut juga Candi Rorojongrang karena terkait oleh sebuah legenda yang konon diyakini oleh sebagaian masyarakat jawa. Legenda tersebut menceritakan seorang pangeran yang bernama Bandung Bondowoso yang jatuh cinta kepada seorang putri yang bernama Rara Jongrang. Karena sang putri tidak kuasa untuk menolak cintanya maka sang putri mengajukan syarat yang harus di penuhi Bandung Bondowoso yaitu membuat candi dengan jumlah 1.000 arca dalam waktu semalam. Permintaan Roro Jongrang tersebut disanggupi dan hampir terpenuhi pada suatu malam sampai akhirnya Roro Jongrang meminta bantuan warga desa untuk menumbuk padi agar memacing ayam jantan supaya berkokok yang menandakan hari sudah pagi. Tetapi Bandung Bondowoso tahu kalau dicurangi yang pada waktu itu sudah menyelesaikan 999 arca, yang selanjutnya mengutuk Roro Jongrang menjadi arca yang ke 1.000.

Struktur candi Prambanan menggambarkan kepercayaan dalam agama Hindu yaitu Trimurti. Komplek candi Prambanan mempunyai 3 candi di halaman utama yaitu candi Siwa, candi Brahma dan candi Wisnu. Seteiap candi utama mempunyai satu candi pendamping. Untuk candi Siwa didampingi candi Nandini, untuk candi Brahma didampingi candi Angsa dan untuk candi Wisni didampingi candi Garuda.

Relief yang terpahat pada dinding candi Prambanan menceritakan kisah Ramayana. Terdapat juga relief pohon Kalpataru, dimana umat Hindu menganggap pohon tersebut melambangkan kelestarian, kehidupan dan keserasian. Keberadaan pohon tersebut menggambarkan masyarakat jawa pada waktu itu mempunyai kesadaran dalam melestarikan lingkungannya.

Bagi para pengunjung ingin mencari informasi lebih lanjut mengenai Candi Prambanan, sudah disediakan sebuah museum yang terletak di kompleks candi Prambanan. Museum tersebut menyediakan informasi audio visual mengenai sejarah di temukannya candi Prambanan hingga proses pemugarannya disajikan secara lengkap. Ada even yang menarik dilaksanakan setiap bulan pada bulan purnama yaitu pementasan Sendratari Ramayana. Kisah Ramayana yang diceritakan dalam pertunjukan ini merupakan terjemahan dari relief yang dipahat pada dinding candi Prambanan.

Candi Borobudur

Mengenal Candi Borobudur, borobudur salah satu candi Buddha yang terletak di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Letaknya sekitar 100 km di barat daya Semarang, 86 km di barat Surakarta, dan 40 km di barat laut Yogyakarta.Candi Borobudur ini merupakan monumen Buddha paling megah dan kompleks candi terbesar di dunia yang diakui oleh UNESCO. Bangunan Borobudur menjadi galeri mahakarya para pemahat batu.



Borobudur yang disebut UNESCO sebagai monumen dan kompleks stupa termegah serta terbesar di dunia ini ramai dikunjungi oleh wisatawan. Umat Buddha yang ingin mendapatkan pencerahan berduyun-duyun datang dari India, Kamboja, Tibet, dan China. Tidak hanya megah dan besar, dinding Candi Borobudur dipenuhi pahatan 2672 panel relief yang jika disusun berjajar akan mencapai panjang 6 km! Hal ini dipuji sebagai ansambel relief Buddha terbesar dan terlengkap di dunia, tak tertandingi dalam nilai seni.

Relief yang terpahat di dinding candi terbagi menjadi 4 kisah utama yakni Karmawibangga, Lalita Wistara, Jataka dan Awadana, serta Gandawyuda. Selain mengisahkan tentang perjalanan hidup Sang Buddha dan ajaran-ajarannya, relief tersebut juga merekam kemajuan masyarakat Jawa pada masa itu. Bukti bahwa nenek moyang Bangsa Indonesia adalah pelaut yang ulung dan tangguh dapat dilihat pada 10 relief kapal yang ada. Salah satu relief kapal dijadikan model dalam membuat replika kapal yang digunakan untuk mengarungi The Cinnamon Route dari Jawa hingga benua Afrika. Saat ini replika kapal yang disebut sebagai Kapal Borobudur itu disimpan di Museum Samudra Raksa.

Untuk mengikuti alur jalinan kisah yang terpahat pada dinding candi, pengunjung harus berjalan mengitari candi searah jarum jam atau yang dikenal dengan istilah pradaksina. Masuk melalui pintu timur, berjalan searah jarum jam agar posisi candi selalu ada di sebelah kanan, hingga tiba di tangga timur dan melangkahkan kaki naik ke tingkat berikutnya. Hal ini dilakukan berulang-ulang hingga semua tingkat terlewati dan berada di puncak candi yang berbentuk stupa induk. Sesampainya di puncak, layangkanlah pandangan ke segala arah maka akan terlihat deretan Perbukitan Menoreh, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Merapi, dan Gunung Merbabu yang berdiri tegak mengitari candi. Gunung dan perbukitan tersebut seolah-olah menjadi penjaga yang membentengi keberadaan Candi Borobudur.

Berdasarkan prasasti Kayumwungan yang bertanggal 26 Mei 824, Candi Borobudur dibangun oleh Raja Samaratungga antara abad ke-8 hingga abad ke-9, berbarengan dengan Candi Mendut dan Candi Pawon. Proses pembangunan berlangsung selama 75 tahun di bawah kepemimpinan arsitek Gunadarma. Meski belum mengenal komputer dan peralatan canggih lainnya, Gunadarma mampu menerapkan sistem interlock dalam pembangunan candi. Sebanyak 60.000 meter kubik batu andesit yang berjumlah 2.000.000 balok batu yang diusung dari Sungai Elo dan Progo dipahat dan dirangkai menjadi puzzle raksasa yang menutupi sebuah bukit kecil hingga terbentuk Candi Borobudur.

Borobudur tidak hanya memiliki nilai seni yang teramat tinggi, karya agung yang menjadi bukti peradaban manusia pada masa lalu ini juga sarat dengan nilai filosofis. Mengusung konsep mandala yang melambangkan kosmologi alam semesta dalam ajaran Buddha, bangunan megah ini dibagi menjadi tiga tingkatan, yakni dunia hasrat atau nafsu (Kamadhatu), dunia bentuk (Rupadhatu), dan dunia tanpa bentuk (Arupadhatu). Jika dilihat dari ketinggian, Candi Borobudur laksana ceplok teratai di atas bukit. Dinding-dinding candi yang berada di tingkatan Kamadatu dan Rupadatu sebagai kelopak bunga, sedangkan deretan stupa yang melingkar di tingkat Arupadatu menjadi benang sarinya. Stupa Induk melambangkan Sang Buddha, sehingga secara utuh Borobudur menggambarkan Buddha yang sedang duduk di atas kelopak bunga teratai.


Menikmati kemegahan Candi Borobudur tidak hanya cukup dengan berjalan menyusuri lorong dan naik ke tingkat teratas candi. Satu hal yang jangan dilewatkan adalah menyaksikan Borobudur Sunrise dan Borobudur Sunset dari atas candi. Siraman cahaya mentari pagi yang menerpa stupa dan arca Buddha membuat keagungan dan kemegahan candi lebih terasa. Sedangkan berdiri di puncak candi di kala senja bersama deretan stupa dan menyaksikan sinar matahari yang perlahan mulai lindap akan menciptakan perasaan tenang dan damai.